Jumat, 12 April 2013

Panduan Untuk Praktek Las Oxy Acetylene

Terkait dengan kegiatan praktek pada standar kompetensi Melaksanakan Proses Pengelasan. Berikut adalah lampiran panduan prakteknya.Bagi siswa yang bersangkutan khususnya kelas 10 TKR dipersilahkan mengunduhnya di SINI

Teknik Pengelasan Logam
Teknik Pengelasan adalah salah satu mata Pelajaran di jurusan Teknik Kendaraan Ringan, dimana mata pelajaran ini membahas teknik pengelasan logam, akan dibahas mengenai Teknik Pengelasan Logam.

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik
pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan,
rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat
lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan
macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari
kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi
pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan
harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara
sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam
pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara
lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan
dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang
cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las
yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau
mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch
Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam
yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan
diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan
pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam
teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya
sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh
dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan
cara-cara yang ada pada waktu ini.
Dalam bab ini akan diterangkan
beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan
sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang
lain.
KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang
digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya
kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara
pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan,
yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi
yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok
las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi
yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las
kimia, las mekanik dan seterusnya.
Bila diadakan
pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi
tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak
sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas
kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu
pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara
kerja.
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam
tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan
pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur
listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan
disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan
yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan
atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam
pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan
busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada
waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara
tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara
terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan
dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah
tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :
a) Pengelasan cair
Ø Las gas
Ø Las listrik terak
Ø Las listrik gas
Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron
Ø Las busur plasma
b) Pengelasan tekan
Ø Las resistensi listrik
Ø Las titik
Ø Las penampang
Ø Las busur tekan
Ø Las tekan
Ø Las tumpul tekan
Ø Las tekan gas
Ø Las tempa
Ø Las gesek
Ø Las ledakan
Ø Las induksi
Ø Las ultrasonic
c) Las busur
Ø Elektroda terumpan
d) Las busur gas
Ø Las m16
Ø Las busur CO2
e) Las busur gas dan fluks
Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
Ø Las busur fluks
ü Las elektroda berisi fluks
ü Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
ü Las busur tanpa pelindung
o Elektroda tanpa terumpan
ü Las TIG atau las wolfram gas
A. LAS BUSUR LISTRIK

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu
proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur
api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
Benda
kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda
mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus
listriik.
Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda
kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu
bagian yang sukar dipisahkan.
Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :
1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :
aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.

Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang
terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua
ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan
dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau
elektroda yang berselaput fliksi.
1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :
a. Las listrik dengan elektroda berselaput,
b. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
c. Las listrik submerged.
a. Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar
akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput
elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh
udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi
permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh
luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik
pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada
benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
b. Las Listrik TIG

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan
elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang
terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber
panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat
pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput
yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda
wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argon,
helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung
dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.
Pembakar las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung
c. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis
menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.
Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam
timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya
pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca
pelindung mata (helm las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan
mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang
tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak
las.
Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan
(roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor
listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan
pengelasan.
d. Las Listrik MIG
Seperti halnya pad alas
listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur
listrik antara dua electron dan bahan dasar.
Elektroda merupakan
gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh pasangan
roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur
sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk
menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang
gas.
Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan
baja. Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium
dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi
otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara
manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya
dilaksanakan secara otomatik.
Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar