Senin, 09 Maret 2015

PANDANGAN MODERN DAN PASCA MODERN, PENDEKATAN SISTEM, KONTINGENSI, DAN T. FORM

Kegiatan Belajar 1

Penyumbang Pemikiran terhadap Pendekatan Sistem dan Kontingensi

Teori Modern membangun kerangka pemikirannya dengan memodifikasikan Teori Klasik maupun Teori Neoklasik. Jadi di dalam organisasi yang dipentingkan baik faktor intern organisasi seperti struktur yang formal maupun faktor ekstern organisasi seperti lingkungan organisasi. Di samping itu, organisasi dipandang sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen organisasi yang saling berhubungan satu sama lain. Jadi organisasi tidak hanya dipandang bagian-bagiannya saja tetapi harus dianalisis secara keseluruhan barulah dapat memahami bagaimana organisasi tersebut. Dengan demikian Teori Modern ini disebut pula Teori Analisis Sistem.

Kegiatan Belajar 2

Lingkungan Organisasi

Dalam keadaan dunia yang serba tergantung sekarang ini tidak mungkin lagi suatu organisasi mengucilkan dirinya dari lingkungan. Lingkungan selalu berubah-ubah dengan semakin modernnya dunia, dan pengaruhnya terhadap organisasi terjadi secara signifikan. Walaupun demikian masih ada organisasi yang stabil karena lingkungannya tidak berubah. Organisasi yang demikian disebut tertutup. Tetapi bagi organisasi yang lingkungannya selalu berubah maka organisasi harus terbuka supaya dia tidak ketinggalan zaman. Dalam hal ini organisasi akan menerima input secara terus-menerus dari lingkungan yang akan diprosesnya menjadi input. Sebaliknya organisasi akan menerima umpan balik dari lingkungan untuk selanjutnya akan memprosesnya sesuai dengan permintaan lingkungan yang selalu berubah-ubah tersebut.
Oleh sebab itu bagi organisasi yang lingkungannya berubah-ubah harus selalu berinteraksi dengan lingkungan supaya sukses mencapai sasarannya. Lingkungan itu ada yang bersifat umum yang mempengaruhi organisasi di mana pun berada dan lingkungan khusus yang mempengaruhi organisasi tertentu saja.

Kegiatan Belajar 3

Tingkah Laku Individu dan Motivasinya

Tingkah laku individu adalah kombinasi dari faktor kepribadian dan lingkungan. Jadi terjadinya tingkah laku itu ada faktor yang menyebabkan yaitu faktor lingkungan yang disebut stimuli. Lalu diproses menjadi keinginan, kesukaan, atau ketidaksenangan terhadap stimuli yang diterima melalui komponen afeksi, kognisi, dan konasi sehingga individu memperoleh suatu makna dari stimuli yang diterimanya. Dari proses ini lahirlah pandangan atau sikapnya terhadap stimuli atau objek yang diterimanya itu. Pandangan atau sikap ini akan cepat keluar dengan didorong oleh faktor motivasi sehingga terjadilah tindakan atau tingkah laku individu. Oleh karena cara memproses stimuli berbeda-beda dan motivasi juga berbeda-beda maka akan melahirkan tingkah laku yang berbeda-beda pula. Hal inilah yang harus dipahami oleh pihak manajer sehingga sedapat mungkin dapat mengarahkan tingkah laku individu yang berbeda-beda dalam organisasinya.


Kegiatan Belajar 4:

Pendekatan Sistem, Kontingensi, dan T. Form  

Pendekatan sistem mengikutsertakan seluruh komponen organisasi dalam penganalisisan organisasi komponen-komponen itu saling berhubungan. Dengan demikian kita akan memperoleh gambaran organisasi secara keseluruhan. Oleh karena bidang organisasi itu sangat luas maka diperlukan pendekatan multidisiplin terpadu. Pendekatan sistem ini dapat diterapkan secara umum terhadap organisasi mana pun juga. Tetapi pendekatan sistem ini dipandang terlalu luas sehingga penganalisisan organisasi akan mengambang sehingga tidak menyelesaikan masalah yang sesungguhnya secara tuntas.
Pendekatan kontingensi menganalisis organisasi sendiri-sendiri maksudnya khusus organisasi tertentu. Suatu organisasi tidak mungkin sama dengan organisasi yang lain cara pendekatannya karena tugas, individu maupun situasi masing-masing organisasi berbeda-beda. Setiap organisasi harus dicocokkan tugasnya dengan motivasi individu yang mengerjakan tugas dan situasi. Dengan demikian kita akan berhasil menjumpai masalah yang unik dari organisasi tersebut. Baik pendekatan sistem maupun pendekatan kontingensi, keduanya bersifat terbuka terhadap lingkungannya.

Tulisan ini dikutip dari : http://dondonslankers.blogspot.com/2010/09/organisasi-dan-manajemen.html 

Apa yang dimaksud dengan Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka?

Sistem tertutup ada pada satu ekstrem kontinum yang mencerminkan tingkat independensi sistem (sistem terbuka merupakan ekstrem lainnya). Sistem tertutup sama sekali independen, sedangkan sistem terbuka sangat tergantung pada lingkungannya. Sistem terbuka menerima input (informasi, energy, material) dari lingkungan dan dapat mengirim output kepada lingkungan.
Ketika menerima dampak keputusan pada sebuah sistem terbuka, kita harus menentukan hubungan sistem dengan lingkungan dan dengan sistem lainnya. Pada sistem tertutup, kita tidak perlu melakukan hal tersebut karena sistem dianggap diisolasi. Banyak sistem komputer, seperti sistem pemrosesan transaksi (TPS), dianggap sebagai sistem tertutup. Biasanya, sistem tertutup mempunyai cirri yang cukup sederhana.
Tipe khusus dari sistem tertutup, disebut black box, adalah sistem dimana input dan output ditentukan dengan baik, tetapi prosesnya sendiri tidak ditentukan. Banyak manajer tidak memperhatikan bagaimana sebuah komputer bekerja, terutama ketika sistem diakses via Web. Pada dasarnya, mereka lebih suka memperlakukan komputer sebagai black box, seperti sebuah telepon atau elevator. Manajer hanya menggunakan alat tersebut terlepas dari detail-detail operasional karena mereka memahami hasil atau konsekuensi dari bagaimana sistem berfungsi. Tugas mereka tidak mengharuskan untuk memahami bagaimana alat bekerja. Konsep ini memimpin kepada pengembangan secara komersial, seperti sistem pakar, data mining, dan pemrosesan analisis online.
Pada tabel dibawah ini, akan membandingkan model inventori yang cukup dikenal yakni model kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ-Economi Order Quality), sebuah sistem yang cukp tertutup, dengan DSS (Decision Support System) hipotetik untuk sebuah sistem inventori untuk sebuah sistem terbuka. Asumsi-asumsi pada sistem tertutup sangat restriktif, dan hal tersebut membatasi kemampuan untuk dapat diterapkan (Turban, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar