Jumat, 09 Januari 2015

PROSEDUR TUNE UP BENSIN KONVENSIONAL

Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik  pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya  sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.
 

Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan atau kegiatan khusunya pada engine/mesin yang bertujuan agar performa mesin/engine tersebut lebih maksimal atau optimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.

Berikut ini komponen dan sistem sistem dalam engine atau mobil yang diperiksa, disetel, diperbaiki, dirawat dan atau diganti komponennya dalam pekerjaan tune up adalah :
1. Pemeriksaan sistem pendingin. 
2. Pemeriksaan tali kipas. 
3. Pembersihan saringan udara. 
4. Pemeriksaan baterai. 
5. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi. 
6. Pemeriksaan oli mesin. 
7. Pemeriksaan busi. 
8. Pemeriksaan distributor. 
9. Penyetelan celah katup. 
10. Pemeriksaan karburator. 
11. Penyetelan campuran dan putaran idle
12. DLL

Biasanya tune up di lakukan secara berkala, hal ini bertujuan agar mobil ketika akan digunakan selalu dalam kondisi yang prima dan maksimal.


Langkah Pertama yang harus dilakukan  adalah :

.-  Pemeriksaan Pertama



    



1) Periksa permukaan air pendingin mesin.
Kalau tinggi air kurang atau di bawah tanda LOW, tambahkan air hingga mencapai tanda FULL.
Hasil pemeriksaan:………………………. Kesimpulan:………………………………
 

2)    Periksa sistem pada tekanan 0,9 kg/cm² terhadap kebocoran. Dengan menggunakan radiator cap tester.
Hasil pemeriksaan:……………………… Kesimpulan:……………………………….
 

3)    Periksa kualitas air pendingin
Gantilah air pendingin jika sudah terlalu kotor.
Hasil pemeriksaan:……………………….
Kesimpulan:………………………………
 

4)    Memeriksa tutup radiator
Tekanan pembukaan standar :
0,75 – 1,05 kg/cm² (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum :
0,6 kg/cm2 (8,5 psi)
Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
Hasil pemeriksaan:……………………….
Kesimpulan:………………………………



  1. Pemeriksaan oli mesin
 

1)    Memeriksa kualitas oli mesin
Periksa dari keadaan yang memburuk, mengandung air, berubah warna atau encer. Jika kualitasnya buruk maka gantilah oli mesin
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
 
2)    Memeriksa tinggi permukaan oli mesin
Berada antara tanda “L” dan “F” pada tongkat pengukur.
Jika terlalu rendah, periksa apakah ada kebocoran. Tambahkan oli mesin hingga tanda “F”.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

  1. Pemeriksaan elemen saringan udara
 

1)    Keluarkan elemen saringan udara dari rumah saringan udara
2)    Lihat/periksa apakah elemen saringan udara terlalu kotor, rusak atau basah terkena oli. Bila perlu gantilah elemen saringan udara.
Hasil pemeriksaan:…………………………
Kesimpulan:……………………………………………………………………………………..
 
3)    Bersihkan elemen saringan udara dengan kompressor.
Tekanan udara kompresor tidak lebih dari 4.0 Kg/cm2.
Gantilah elemen saringan udara kalau sudah terlalu kotor
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………………………………….
 
4)    Pasang elemen saringan udara kedalam rumah saringan
5)    Kunci pengunci (klip) tutup saringan udara.

  1. Pemeriksaan kabel busi dan distributor
1)    Secara visual periksa kabel-kabel busi dari kelonggaran sambungan-sambungannya, keadaannya memburuk, retak atau kerusakan lainnya.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:……………………………


2)    Periksa tahanan kabel busi

 

Dengan menggunakan multimeter kurang dari 25 kW.
Kabel busi no 1 :………………………
Kabel busi no 2 :………………………
Kabel busi no 3 :………………………
Kabel busi no 4 :………………………
Kabel tegangan tinggi :………………
Kesimpulan:………………………………

  1. Pemeriksaan baterai
1)    Periksa keadaan kontak baterai dari kerusakan dan keretakan
Apabila terminal baterai berkarat, bersihkan menggunakan sikat kawat atau amplas halus
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:……………………………
 

2)    Pemeriksaan permukaan elektrolit baterai
Kalau tinggi permukaan elektrolit baterai pada sel dibawah garis “LOWER”, tambahkan dengan air suling sampai garis “UPPER”
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
 
3)    Periksa berat jenis elektrolit baterai
Dengan hydrometer, ukur berat jenis elektrolit baterai pada tiap-tiap sel. Spesifikasi berat jenis. (keadaan terisi penuh pada suhu 200C = 1,25 atau lebih)
BJ terukur :
Sel no 1 :………….    Sel no 4 :………..
Sel no 2 :………..     Sel no 5 :………..
Sel no 3 :………..     Sel no 6 :………..
 
Pengukuran Celcius:                          

 Berat jenis elektrolit pada temperatur 20 0 C :

S20 (0 C) = St + 0,0007 x (t – 20)                        
    Sel no 1 :…………………………………………….
    Sel no 2 :……………………………………………
    Sel no 3 :…………………………………………… 
    Sel no 5 :…………………………………………… 
    Sel no 6 :……………………………………………


Dimana:                                                    

  • St   = BJ terukur                                  
  • t     = Temperatur                              
                                                          
Kesimpulan : ……………………………………………………………………………………..
4)      Ventilasi tutup sel baterai
Disemprot dengan kompresor sampai lubang tidak tersumbat.

  1. Pemeriksaan busi
1)    Pemeriksaan elektroda busi

  1. Ukur tahanan isolator busi dengan pengukur tahanan isolator busi. Minimum tahanan isolator : 15 M Ohm, kurang dari 15 M Ohm, ganti.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

  1. Kalau pengukur tahanan isolator busi tidak ada
1)    Start mesin pengukur dan panaskan mesin
2)    Hidupkan mesin pada 4000 rpm (±5 detik)
3)    Lepaskan busi dan pemeriksa secara visual
Busi kering : berarti baik
Busi basah : bersihkan dengan spark plug cleaner









KERING                                                    BASAH
Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 : ………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 : ………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………
 
4)    Pemeriksaan celah elektroda busi
Ukur celah elektroda busi dengan feeler gauge
Celah elektroda busi:
NIPPONDENSO : 0.7 – 0.8 mm
N G K                   : 0.8 – 0.9 mm
 
Stel celah busi dengan cara membengkokkan bagian dasar elektroda negatif.
Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 : ………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 : ………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………
 
5)    Membersihkan busi
Menggunakan spark plug cleaner.
Tekanan udara : tidak lebih dari 6Kg/cm2
Lama pembersihan : kurang dari 20 detik
Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 : ………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 : ………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………
 
6)    Memasang busi-busi
Pasang busi-busi dan kencangkan sesuai dengan momen spesifikasi :
1.5 – 2.2 kgf.m
7)    Hubungkan kabel busi ke busi

  1. Pemeriksaan tali kipas
1)    Lihat/periksa tali kipas secara visual dari retak atau sobek. Bila perlu gantilah tali kipas.
2)    Ukurlah defleksi (ketegangan) tali kipas. Jika dibagian tengah antara alternator dengan pompa air ditekan dengan gaya 10 Kg (22 lb)
Spesifikasi tegangan tali kipas :
Tali kipas baru  : 3,5 – 5,5 mm (ditekan 10 kg)
Tali kipas lama : 4,5 – 6,5 mm (ditekan 10 kg)
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

  1. Pemeriksaan kekencangan baut kepala silinder dan manifold
Intake Manifold       :    1,5 – 2,2 kgf/m
Exhaust Manifold    :    3,0 – 4,5 kgf/m
Kepala silinder        :   5.0 – 6,0 kgf/m
urutan pengencangan baut lihat gambar.

  1. Pemeriksaan dan penyetelan katup
1)    Panaskan mesin ± 5 menit dan matikan.
2)    Lepaskan penutup kepala silinder dan mulailah menyetel celah katup
3)    Piston No.1 di set pada titik mati atas pada akhir langkah kompresi dengan cara:
a)    Tepatkan tanda titik pada flywheel dengan tanda timing pada plat mesin.
b)    Periksa apakah rocker arm silinder No.1 bebas. Cocokan tabel dibawah ini, periksa dan setel celah katup menggunakan feeler gauge. Tanda “O” menunjukkan katup-katup yang dapat distel.
c)    Putar poros engkol 360 derajat, lakukan penyetelan katup yang belum distel


Spesifikasi :     IN         :           0,20 mm         EX       :           0,30 mm


                                            No.silinderKeadaan rocker arm
1
2
3
4
Jika rocker arm silinder no.1 bebas :P iston silinder no.1 pada TMA akhir langkah kompresi IN
O
O


EX
O

O

Jika rocker arm silinder no.4 bebas :P iston silinder no.4 pada TMA akhir langkah kompresi IN

O
O
EX
O

O


Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
IN



EX



 
 



Kesimpulan :……………………………………………

4)      Memasang penutup kepala silinder
a)    Hapuslah oli dari permukaan gasket penutup kepala silinder.
b)    Periksa gasket penutup kepala silinder. Ganti gasket jika diperlukan.
Hasil pemeriksaan : ………………………………….
Kesimpulan : ………………………………………………………………………………………….

c)    Periksa karet penyekat (grommet) tabung busi dari kerusakan. Ganti karet penyekat jika perlu.
Hasil pemeriksaan : ………………………………….
Kesimpulan : ………………………………………………………………………………………….

d)    Pasang gasket kepala silinder diatas kepala silinder, berilah Threee Bond 1104 pada empat tempat diatas kepala silinder
e)    Pasang penutup kepala silinder pada kepala silinder.
f)     Kencangkan baut-baut kepala silinder.
Momen pengencangan : 0,3 – 0,5 kgf.m
g)    Kencangkan baut pengikat tutup timing belt.
Momen pengencangan : 0,2 – 0,4 kgf.m
h)    Pasangkan kabel busi, selang PCV, selang pengisian oli, klem selang radiator ke penutup kepala silinder.
i)      Start mesin dan pastikan bahwa mesin tidak ada gangguan, misalnya oli bocor.

  1. Pemeriksaan distributor
1)    Periksa permukaan titik kontak platina
a)    Lepaskan kabel-kabel busi dan tutup distributor
b)    Lepaskan tutup distributor
c)    Lepaskan rotor
d)    Periksa permukaan titik kontak platina. Pastikan bahwa permukaan platina tidak berlebihan atau rusak.
Hasil pemeriksaan:……………………
Kesimpulan:……………………………


  1. Kondisi baik     b.  Terbakar, perlu diganti
2)    Memeriksa dweel angle
Rangkai dan bacalah dweel angle Dweel Angle : spesifikasi : 520
Hasil :………………………
Kesimpulan:………

3)    Periksa vacuum advancer
a)    Lepaskan selang vacuum dari vacuum advancer
b)    Berilah tekanan negatif lebih dari 150 mmHg dan perika kerja vacuum advancer, kalau vacuum advancer tidak bekerja, perbaiki atau ganti.
c)    Hubungkan kembali selang vacuum ke vacuum advancer.

Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
4)    Periksa governor advancer
a)    Pasang rotor ke distributor
b)    Putar rotor berlawanan dengan putaran jarum jam kemudian bebaskan. Pastikan bahwa rotor dapat berputar kembali ke posisi semula dengan baik. Seandainya rotor tidak dapat berputar kembali, perbaiki atau ganti rotor.
c)    Periksa kelonggaran rotor.
Perbaiki atau ganti rotor jika kelongggaran terlalu besar
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

5)    Periksa tutup distributor
Periksa tutup distributor dari keretakan. Periksa juga karbon elektroda tengah terhadap kerusakan atau keausan dan sebagainya. Bila di jumpai kerusakan gantilah tutup distributor.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

6)    Periksa rotor
Periksa apakah rotor menunjukkan tanda-tanda keausan, korosi, retak dibagian yang kontak dengan karbon dan elektroda. Jika dijumpai kerusakan, gantilah rotor.
Hasil pemeriksaan : ……………………………
Kesimpulan : ……………………………………..
7)    Pasang rotor ke distributor
8)    Pasang tutup distributor
9)    Hubungkan kabel-kabel busi ke tutup distributor.

  1.  Mengganti platina
1)    Lepaskan tutup distributor
Biarkan kebel-kabel busi terpasang pada tutup distributor
2)    Lepaskan rotor
3)    Melepas platina

  1. Lepaskan terminal kabel platina
  2. Lepaskan sekrup pengikat platina dan lepaskan platina
4)    Memasang platina
a)    Bersihkan permukaan platina yang baru dengan kain yang dibasahi larutan pembersih, kemudian keringkan.
b)    Berilah gemuk tahan panas pada bagian fiber platina.
c)    Pasang platina ke plat dasar platina bersama dengan kabel platina, sementara kencangkan sekrup pengikatnya.
d)    Hubungkan kabel platina ke terminal dan kencangkan murnya.
5)    Penyetelan celah platina
a)    Putar poros engkol sampai posisi cam distributor seperti terlihat pada gambar
b)    Stel celah platina sedemikina rupa agar celah platina sesuai dengan spesifikasi. Celah platina : 0,45 mm
6)    Pasang rotor ke poros distributor
7)    Pasang tutup distributor
8)    Periksa dan stel dweel angle
a)    Hubungkan dweel tester. Dweel angle : 520.
Hasil : …………………………
Kesimpulan : ………………
.…………………………………..
.…………………………………..
b)  Kecilkan celah platina jika kurang dari spesifikasi.
c)  Lebarkan celah platina jika lebih besar dari spesifikasi.
9)    Lakukan penyetelan saat pengapian

  1.  Memeriksa dan menyetel saat pengapian
1)    Panaskan mesin
2)    Hubungkan timing light ke kabel busi silinder No.1
3)    Hubungakan tachometer ke distributor.
4)  Lepaskan selang vacuun advancer di bagian sub.diaphragm dan sumbat selang vacuum yang dilepas.
5)    Set putaran mesin pada putaran 1000 rpm serta stabil. Jika putaran melebihi 1000 rpm dan tidak stabil, setel putaran mesin hingga putaran idle.
6)    Dengan timing light, periksa apakah tanda saat pengapian pada flywheel cocok dengan tanda penunjuk pada plat belakang.
7)    Jika saat pengapian tidak tepat, stel dengan cara merubah posisi distributor.
Momen pengencangan baut pengikat distributor :
1,5 – 2,2 kgf.m.
Tulisan ini diambil dari http://ilmuduniatecnology.blogspot.com/2013/08/cara-tune-up-mesin-bensin-konvensional_3312.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar