PROSES
PENGECORAN
Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka
proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Proses penuangan
dan
2. Proses
pencetakan.
Proses penuangan adalah proses pembuatan benda
kerja dari logam tanpa adanya penekanan sewaktu logam cair mengisi cetakan.
Cetakan biasanya dibuat dari pasir, plaster keramik atau bahan tahan api
lainnya.
Proses pencetakan adalah proses pembuatan benda
kerja dari logam cair disertai dengan tekanan sewaktu logam cair
tersebut mengisi rongga cetak. Pada proses ini, cetakan biasanya dibuat dari
logam.
Dengan memperhatikan kondisi diatas, secara umum
proses pengecoran dapat dibagi menjadi :
- Pengecoran dengan cetakan pasir (Sand Casting)
- Pengecoran dengan cetakan permanen (Permanent Mold Casting)
- Pengecoran sentrifugal (Centrifugal Casting)
- Pengecoran cetak-tekan (Die Casting)
- Pengecoran dengan cetakan plaster (Plaster Mold Casting)
- Pengecoran dengan pola hilang (Investment Casting)
- Lain-lain proses pengecoran yang tidak termasuk diatas.
- Setiap jenis pengecoran yang tersebut diatas akan menghasilkan produk dengan sifat-sifat yang berbeda, baik kwalitas, kwantitas, ukuran (volume dan bentuk) dan lain sebagainya. Dalam segi perencanaan, pemilihan serta penentuan proses pengecoran harus pula dipertimbangkan adanya faktor ekonomis dan praktis.
PROSES
PENGECORAN DENGAN CETAKAN PASIR.
Proses pengecoran dengan cetakan pasir merupakan
proses yang tertua dalam proses pembuatan benda dari bahan logam. Menurut
perkiraan proses pengecoran ini sudah dilakukan orang antara tahun 4000 sebelum
Masehi.
Proses ini memberikan fleksibilitas dan
kemampuan/keandalan yang tinggi, oleh karenanya proses pengecoran merupakan
proses dasar yang penting dalam pembuatan komponen mesin - mesin atau
barang-barang teknologi lainnya.
Proses pengecoran yang menggunakan pasir sebagai
bahan cetakan ini tidak lain adalah menuangkan logam cair kedalam rongga cetak
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 6. Penampang sebuah cetakan yang sedang
dituang.
Secara skematis dapat diuraikan aliran
proses pengecoran sebagai berikut :
Gambar 7. Skematis aliran proses pengecoran.
Gambar 7a. Proses pembuatan coran besi cor secara
umum
Material yang biasa dibuat dengan cara ini adalah
besi tuang (seperti besi tuang kelabu, besi tuang putih, besi tuangnodular dan
besi tuang malleable), besi tuang campuran, aluminium campuran, brass, bronze
dan lain-lain.
Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah :
- Dapat dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,8 Kg - hingga 300 Ton.
- Dapat dibuat dalam berbagai variasi bentuk.
- Dapat dilakukan secara otomatis.
Kerugiannya adalah :
- Diperlukan toleransi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cara pengecoran lain.
- Dapat mempercepat keausan pahat potong bila dilakukan proses pemesinan, karena kulit produk yang dihasilkan mungkin mengandung pasir.
- Adanya ongkos tambahan untuk pembuatan pola dan inti.
1. Pembuatan cetakan,
Ada dua macam cara pembuatan cetakan pasir, yaitu pembuatan cetakan
dengan tangan dan pembuatan cetakan dengan mesin.
a. Pembuatan cetakan dengan
tangan
Proses pembuatan cetakan dengan tangan
ditunjukkan pada gb. 8, sedangkan bentuk dari rangka cetak pada gb. 9 dan gb.
10.
Urutan langkah pembuatan cetakan atas (kup, cope)
dan cetakan bawah (drag) adalah sbb.:
b.
Pembuatan cetakan bawah (drag) :
-
Dasar cetakan dibuat dari kayu, harus rata/datar.
- besar, sehingga tebal pasir cetak mencapai
30-50 mm. Pola yang dimaksud
disini adalah setengah pola.
- boleh terlalu padat/gembur, karena coran bisa
cacat)
- Drag dibalik, permukaan
cetakan ditaburi pasir kering dan halus.
Gambar 8. Proses pembuatan cetakan dengan tangan
dan peralatan yang digunakan
Gambar 9. Rangka cetak yang lazim digunakan
Gambar 10. Rangka cetak yang dapat dibuka.
2. Pembuatan cetakan bagian atas “cope”,
-
Drag yang sudah dibalik, di atasnya dipasang setengah pola untuk kup.
-
Pemasangan sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari cawan
tuang, saluran turun, saluran masuk, yang dibuat terpisah dari pola.
-
Pengerjaan selanjutnya sama dengan pengerjaan drag.
3.
Perbaikan
cetakan
- Pengambilan
sistem saluran masuk pada kup, kemudian kup dan drag dipisahkan.
- Pengambilan
pola pada masing-masing cetakan, kemudian permukaan bekas pola pada rongga
cetak diperbaiki dan dihaluskan agar ukuran benda cor sesuai dengan bentuk
pola.
4. Pemasangan kembali kup dan drag
Sebelum cetakan ditangkupkan, inti dipasang
terlebih dahulu pada rongga cetak apabila diperlukan. Dengan demikian setelah
di tangkupkan, cetakan siap untuk digunakan.
Cetakan yang langsung dapat dipakai seperti
diatas disebut cetakan basah (green sand mold), sedangkan yang disebut cetakan
kering (dry sand mold) perlu
pemanasan sekitar 100 - 325 °C. Cetakan
kombinasi (skin dried mold) hanya perlu pengeringan rongga cetak sampai
kedalaman 10 - 15 mm saja.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik
– pabrik perngecoran dapat dikelompokkan sbb.:
a.
Bench molding, proses pembuatan cetakan yang dilakukan diatas meja dan digunakan
untuk benda cor yang kecil
b.
Floor moldine, dilakukan di lantai untuk benda cor berukuran sedang atau besar.
c. Machine molding, dilakukan
dengan bantuan mesin, untuk benda cor ukuran kecil dengan ketelitian tinggi.
d. Pit nolding, membuat cetakan
dengan menggali tanah (sebagai drag) untuk benda cor ukuran sangat besar.
DASAR-DASAR PROSES PEMESINAN
Proses
permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) adalah terminologi
umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses
permesinan dibagi menjadi dua yakni :
1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll.
2. Non-traditional
machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari material
non-metallic.
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu:,
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu:,
1.
step dll
* Fitur non-standar: tap hole,
* Fitur non-standar: tap hole,
2.
Keragaman
material kerja yang dapat diproses,
* Hampir semua logam dapat dipotong
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)
* Hampir semua logam dapat dipotong
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)
3.
Keragaman
geometri potong
* Fitur standar: lubang, slot T slot
* Fitur standar: lubang, slot T slot
4.
Keakuratan dimensi,
* Toleransi hingga ± 0.025mm
5.
Permukaan
potong yang baik
* Kekasaran permukaan hingga 0.4 mm)
1. Jenis- Jenis
Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya Proses permesinan , (Diktat
Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk
dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya.
Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi
dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan
juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun
jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan adalah: Proses bubut
(turning), proses menyekrap (shaping dan planing), proses pembuatan lubang
(drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda (grinding), proses
menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring)
2. Proses Bubut (Turning) Proses bubut
(turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin
yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja.
Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua
yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis
mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak
digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk
komponen-komponen sesuai peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong
dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan
gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya bergerak
pada sumbu XY.
3. Proses Menyekrap ( Shaping dan Planning)
Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja.
Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja.
a. Shaper,
Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja).
b. Planer
Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat.
Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja).
b. Planer
Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat.
4. Mesin Gurdi (Drilling Machine)
Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.
Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.
5. Mesin Freis (Milling Machine)
Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang diinginkan.
Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang diinginkan.
6. Mesin Gerinda (Grinding Machine)
Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang.
c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.
Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang.
c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.
7. Gergaji (Sawing)
Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam.
Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam.
8. Mesin pembesar lubang (Broaching)
Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong.
Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning
Menurut (kalpakjan,2005) proses permesinan yang akan digunakan dalam modul II kali ini, lebih banyak mengenai mesin miling dan mesin turning. Berikut ini merupakan prinsip kerja dari kedua mesin tersebut
* Prinsip Kerja Mesin Milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
* Prinsip Kerja Mesin Turning
Menurut (kalpakjan,2005) mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.
Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di dasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah terdapat batang hantaran.
Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan majemuk, dank arena peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menggerakkan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali keduduka semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Jenis – Jenis Mesin Milling dan Turning
Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses. Jenis-jenis dari proses milling dan turning antaralain dapat dijelaskan sebagai berikut.
* Jenis-jenis Mesin Miling
Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu :
1. Knee and column
Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin.
Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja.
2. Bed type
Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar (± 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan dipasang dengan menyetel spacer.
3. Planer type
Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata potong banyak
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat.
4. Special type
Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling
dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar dan diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya putaran pahat seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja.
* Jenis-jenis Mesin Turning
Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam,
yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan Turning
Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe.
Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya untuk engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi kecil (job order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe. Engine lathe merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudahterotomasi
Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong.
Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning
Menurut (kalpakjan,2005) proses permesinan yang akan digunakan dalam modul II kali ini, lebih banyak mengenai mesin miling dan mesin turning. Berikut ini merupakan prinsip kerja dari kedua mesin tersebut
* Prinsip Kerja Mesin Milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
* Prinsip Kerja Mesin Turning
Menurut (kalpakjan,2005) mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.
Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di dasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah terdapat batang hantaran.
Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan majemuk, dank arena peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menggerakkan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali keduduka semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Jenis – Jenis Mesin Milling dan Turning
Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses. Jenis-jenis dari proses milling dan turning antaralain dapat dijelaskan sebagai berikut.
* Jenis-jenis Mesin Miling
Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu :
1. Knee and column
Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin.
Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja.
2. Bed type
Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar (± 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan dipasang dengan menyetel spacer.
3. Planer type
Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata potong banyak
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat.
4. Special type
Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling
dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar dan diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya putaran pahat seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja.
* Jenis-jenis Mesin Turning
Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam,
yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan Turning
Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe.
Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya untuk engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi kecil (job order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe. Engine lathe merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudahterotomasi
Tuliasan dikutip dari:
1. http://081993038562.blogspot.com/2014/10/proses-pengecoran-logam_12.html
1. http://081993038562.blogspot.com/2014/10/proses-pengecoran-logam_12.html
2. http://harisok.blogspot.com/2010/05/dasar-dasar-proses-permesinan.html