- PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Setiap organisasi tidak dapat dipisahkan dari pendirinya. Demikian pula Muhammadiyah. Ia tidak dapat dipisahkan dari K.H.A. Dahlan dalam mengambil keputusan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah
pada tahun 1912, itu dengan maksud agar gagasan dan pokok-pokok pikiran
beliau dapat diwujudkan melalui Persyarikatan yang beliau dirikan itu.
Beliau menyadari bahwa gagasan dan pokok-pokok pikiran itu tidak mungkin
dapat diwujudkan oleh seorang secara sendiri-sendiri termasuk oleh
beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama
dan bekerja sama.
Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang
bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis.
Pokok-pokok pikiran yang dapat dikategorikan sebagai pokok pikiran yang
bersifat ideologis, antara lain: Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
(Th. 1951), Kepribadian Muhammadiyah (1961), Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (Th. 1969) dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (Th. 2000). Sedangkan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis, adalah berupa Khittah Perjuangan Muhammadiyah
yaitu Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940, Khittah Muhammadiyah Tahun
1956-1959 (Khittah Palembang), Khittah Ponorogo (Th. 1969), Khittah
Ujung Pandang (1971), Khittah Surabaya (Th. 1978) serta Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Rumusan Masalah
1.Bagaimana definisi dari ideologi Muhammadiyah itu sendiri?
2.Apa saja konsep dan isi ideologi Muhammadiyah
3.Apa saja hambatan-hambatan ideologi Muhammadiyah dan bagaimana implementasinya?
4.Bagaimana Solusi dan rencana pengembangannya?
- Tujuan
1.Untuk mengetahui definisi dari ideologi Muhammadiyah
2.Untuk mengetahui konsep dan isi ideologi Muhammadiyah
3.Untuk mengetahui hambatan-hambatan ideologi Muhammadiyah dan bagaimana implementasinya
4. Untuk mengetahui solusi dan rencana pengembangan ideologi
- PEMBAHASAN
- . DEFINISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Ilmu tentang ide-ide yang mengatasi paham teologis dan metafisik.
Kemudian berkembang menjadi sistem keyakinan dan sistem paham yang
mengandung konsep, cara berfikir, cita-cita da strategi perjuangan
mengenai kehidupan. Berarti, ideologi
adalah suatu sistem paham tentang dunia dan berusaha untuk mengubah
kehidupan berdasarkan sistem paham tersebut. Didalam idiologi terkandung
aspek pandangan dunia (world view), teori maupun strategi perjuangan,
dan strategi dalam memandang kehidupan dan melakukan perubahan-perubahan
ke arah cita-cita sosial tertentu.
Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau
keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam
dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan
dasarnya adalah islam, maka idiologi muhammadiyah tidak akan bersifat
dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetapi memiliki watak
terbuka.
1.Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali ‘Imran/3:104)
Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‘Imran /3 :110)”
- KONSEP DAN ISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk
mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan
untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/
pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/
prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara ideologis.
Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep
dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
Isi ideologi Muhammadiyah;
- Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
- Hakekat Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan
ideologi Muhammadiyah yang memberi gambaran tentang pandangan
Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang
ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan
cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar
menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan
sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.
- Kandungan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran/ prinsip/ pendirian, yaitu;
a) Pokok pikiran pertama:
“ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah”.
b) Pokok pikiran kedua:
“ Hidup manusia itu bermasyarakat”.
c) Pokok pikiran ketiga:
“ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur
ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan
sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”.
d) Pokok pikiran keempat:
“ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai
ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/
masyarakat”.
e) Pokok pikiran kelima:
“ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang
sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti
jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad
SAW”.
f) Pokok pikiran keenam:
“ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara
berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan
yang sebaik-baiknya”.
g) Pokok pikiran ketujuh:
“ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan
diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan
ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya,
ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai
Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
- Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan
perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian
Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi
gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Kepribadian Muhammadiyah ini muncul pada waktu kepemimpinan Bapak Kolonel H.M.Yunus Anis periode 1959-1962.
- Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah pada dasarnya
merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang
hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangasa dan bernegara.
MATAN “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 angka.5 angka tersebut dibagi menjadi 3 kelompok:
- Kelompok Satu: Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yaitu;
1) Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam,bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
dimuka bumi.
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rosul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
- Kelompok Dua: Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut Muhammadiyah, yaitu;
1) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-qur’an dan Sunnah Rasul.
2) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam
yang meliput bidang-bidang; Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan Mu’amalat
Duniawiyat.
- Kelompok Tiga: Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, yaitu;
1) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia
yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan
suatu Negara yang adil makmur dan diridhai Allah AWT. “Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghaffur”.
- Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami
yang bersumber Alqur’an dan As Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku
warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga
tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang
diridhai Allah SWT.
- HAMBATAN DAN IMPLEMENTASI
Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus,
hambatan-hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam
batang tubuh ideologi Muhammadiyah adalah
(1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement.
(2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar.
(3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah.
(4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang
berfokus pada pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha,
melahirkan “pulau-pulau“ yang kurang tanggap terhadap lingkungannya.
- SOLUSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN
Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi
Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam
sebenar-benarnya adalah [1] Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput (out there phenomena dengan in here phenomena).
Perlu diingat bahwa globalisasi merupakan jalan kembali ke kampung
halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru memberikan kesempatan
untuk menemukan kembali kesadaran ’lokal’ kita dan memungkinkan
terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi:
mencyerap danmembagi).
Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam
Moderat dan tonggak demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu
dan bekerjasama, salah satunya organisasi-organisasi yang tergabung
dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang
bertumpu pada konsep surat Al-Ma’un, yang mengandung proses (1).
Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3). Takaful (modal sosial), (4).
Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society).
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham
atau keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran
islam dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena
rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi muhammadiyah tidak akan
bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetapi
memiliki watak terbuka.
2. Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan
untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan)
dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/
pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/
prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara ideologis.
Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep
dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah yaitu:
a) Pokok pikiran pertama:
“ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah”.
b) Pokok pikiran kedua:
“ Hidup manusia itu bermasyarakat”.
c) Pokok pikiran ketiga:
“ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur
ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan
sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”.
d) Pokok pikiran keempat:
“ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai
ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/
masyarakat”.
e) Pokok pikiran kelima:
“ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang
sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti
jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad
SAW”.
f) Pokok pikiran keenam:
“ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara
berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan
yang sebaik-baiknya”.
g) Pokok pikiran ketujuh:
“ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan
diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan
ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya,
ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai
Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
3. Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus,
hambatan-hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam
batang tubuh ideologi Muhammadiyah adalah
(1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement.
(2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar.
(3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah.
(4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang
berfokus pada pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha,
melahirkan “pulau-pulau“ yang kurang tanggap terhadap lingkungannya.
4. Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi
Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam
sebenar-benarnya adalah [1] Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput (out there phenomena dengan in here phenomena).
Perlu diingat bahwa globalisasi merupakan jalan kembali ke kampung
halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru memberikan kesempatan
untuk menemukan kembali kesadaran ’lokal’ kita dan memungkinkan
terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi:
mencyerap danmembagi).
Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam
Moderat dan tonggak demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu
dan bekerjasama, salah satunya organisasi-organisasi yang tergabung
dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang
bertumpu pada konsep surat Al-Ma’un, yang mengandung proses (1).
Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3). Takaful (modal sosial), (4).
Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society)
B. Saran
Gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya telah memiliki sebuah
ideologi sesuai dengan semangat Islam sebagai rahmat bagi seluruh
semesta. Ruh ideologi ini terartikulasi secara berbeda sesuai dengan
perkembangan zaman guna menciptakan suasana kemajuan dan suasana
ketentraman dalam arti”gembira”.Namun ‘maju dan gembira’
merupakan frasa yang seharusnya tidak pupus dalam cara kerja ideologi
Muhammadiyah. Dalam konteks sekarang, maju dan gembira haruslah dimaknai
dengan cara pandang baru, yakni:
- Menguatkan komitmen kepada kelompok yang tidak terlindungi (mustadl’afin) dan yang lemah (dlu’afa).
- Mobilisasi sumber daya yang ada di Muhammadiyah untuk keluar dari dominasi kekuatan pasar global.
- Membangun solidaritas kolektif dan membangun kohesivitas secara terstruktur.
- Mengembangkan modal sosial (social capital), sebagai kompensasi bagi hilangnya akses sumber daya alam dan meningkatkan kepercayaan ‘trust’ dalam manajemen sumberdaya manusia.
- Penyeimbang proses demokratisasi dan good governance.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Hambali, A.2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. Yogyakarta: 174 hal.
Anonim.2011.Sejarah Organisasi. http://www.mdmc.or.id/index.php.
Di akses pada tanggal 05 Januari 2012 Pukul 15.34
Untuk melihat teks aslinya silahkan klik di SINI
Untuk menambah wawasan tentang ideologi muhammadiyah silahkan klik link berikut :
1. immfkikumy.wordpress.com/2011/12/17/ideologi-muhammadiyah/
2.www.muhammadiyah.or.id › Home › Berita › Berita Ortom › IPM
3.ml.scribd.com/doc/92388928/IDEOLOGI-MUHAMMADIYAH
4. rachmanmarangga.wordpress.com/.../perbedaan-antara-muhammadiy.
5.saifuddinzuhrie.blogspot.com/.../islam-landasan-ideologi-muhammad
6. dosen-ghozalisahroni.blogspot.com/.../ideologi-muhammadiyah.html
7.http://annisaervin.a.blogspot.com/2013/01/perkaderan-muhammadiyah-dan-aisyiyah.html?showCom
8. jhocosun.blogspot.com/2013/.../gerakan-ideologi-muhammadiyah.ht...
7. pa-ponpes-muhammadiyah-madiun.blogspot.com/.../sumber-ideolog...
1. immfkikumy.wordpress.com/2011/12/17/ideologi-muhammadiyah/
2.www.muhammadiyah.or.id › Home › Berita › Berita Ortom › IPM
3.ml.scribd.com/doc/92388928/IDEOLOGI-MUHAMMADIYAH
4. rachmanmarangga.wordpress.com/.../perbedaan-antara-muhammadiy.
5.saifuddinzuhrie.blogspot.com/.../islam-landasan-ideologi-muhammad
6. dosen-ghozalisahroni.blogspot.com/.../ideologi-muhammadiyah.html
7.http://annisaervin.a.blogspot.com/2013/01/perkaderan-muhammadiyah-dan-aisyiyah.html?showCom
8. jhocosun.blogspot.com/2013/.../gerakan-ideologi-muhammadiyah.ht...
7. pa-ponpes-muhammadiyah-madiun.blogspot.com/.../sumber-ideolog...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar